30 Desember 2008

karma

setiap bangun pagi-pagi, aku pasti bersin. diketawain ayah, so pasti. nah terus tadi tiba-tiba ayah bilang, "teh, ayah mau cerita," mendekatlah aku.

Jadi, dulu waktu Ayah kuliah di unpas, Ayah punya temen yang rumahnya di Jl. Nakula (daerah Padjadjaran). Dia tuh anak sulung di keluarganya, adiknya dua orang. Yang pertama cowok, kuliah di ITB. Yang bungsu cewek, kuliah di FK UNPAD. Nah, karena Ayah deket sama dia (temen ayah itu-red.) ayah jadi sering main ke rumahnya. Terus temen ayah itu cerita, kalo dia tuh punya bibi (entah bibi=tante atau bibi=pembantu, ngga jelas) di daerah Garut apa Cianjur gitu ya, yang dateng beberapa kali setaun. Sekalinya dateng tuh dia pasti dikasih uang/makanan/baju, pokoknya tuh bibi baik banget. Nah, pas temen ayah itu umurnya sekitar 23/24, orangtuanya ngasih tahu kalo ternyata dia tuh bukan anak kandung keluarganya (uhm, ok, ini SINETRON ABIS) dan ibu kandungnya tuh (ketebak banget) si bibi-bibi yang baik hati tadi.

aku kira inti ceritanya tuh tentang temen ayah yang hidupnya kayak sinetron tadi, ternyata bukan.

Teh, kata Ayah, temen ayah kan punya adik tea yang kuliah di UNPAD. Waktu itu belum musim jilbab, tpai dia udah berjilbab. Terus mamahnya temen ayah nanya, 'Cep Agus, tos gaduh kabogoh teu acan?' (Nak Agus, sudah punya pacar belum?) Ayah jawab,'Teu acan, Bu. Da sesah milarianna,' (Belum, Bu. Susah mencarinya) terus si ibu itu bilang lagi, 'Ah, kunaon milarian nu jauh.. nu ieu aya nu caket!' (Untuk apa mencari yang jauh, ini ada yang dekat!-referring to her daughter) Ayah mengelak, ' Ah alim, Bu. Nu ieu mah galak, sok sesentak,' (Ah, ngga ah, Bu. Dia mah galak, suka bentak-bentak)

padahal kata ayah, ayah nolak tuh karena...

setiap pagi, cewek itu meler dan bersin-bersin.

terus ayah ketawa dengan santainya, "Karma meureun ya teh, ini teh? Ayah dulu nolak si perempuan itu karena dia SUKA BERSIN-BERSIN DAN MELER KALO PAGI-PAGI dan sekarang Teteh kayak gitu! hahahaha,"

shewt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

muchas gracias!